This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Tuesday, November 26, 2013
Memburu Emas di Luar Angkasa?
9:32:00 AM
Unknown
No comments
Penambangan di ruang angkasa bergerak dari fiksi
ilmiah ke sektor komersial. Tujuannya adalah mencari bahan bakar lebih jauh di
galaksi.
Dalam kurun waktu tiga tahun, dua perusahaan
merencanakan misinya menyambangi asteroid. Jika bahkan batu sederhana dari ruang angkasa mungkin dapat memenuhi
permintaan akan logam seperti platinum atau emas selama berabad-abad, maka
kekayaan ruang angkasa mungkin akan dapat memberi keuntungan bagi bumi,
demikian fantasi yang kerap dikisahkan pendongeng.
Tapi kenyataannya, sulit sekali untuk bisa membawa
banyak bijih besi ataupun logam turun dari langit. Beberapa usaha baru difokuskan pada penggunaan mineral antar planet ruang
angkasa atau membangun depot bahan bakar di ruang angkasa.
Fokusnya air
Bisa jadi terdapat emas di sana, tapi kini yang
difokuskan adalah air. Jika air yang ditemukan di asteroid-asteroid dapat diekstrak
dan diuraikan di tempat sehingga menjadi oksigen cair dan hidrogen cair yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar, biaya perjalanan ruang angkasa akan
ber kurang dari biaya awal yang seharusnya. Pengolahan bahan bakar tersebut dilakukan
di depot bahan bakar yang kemudian dapat digunakan oleh satelit ataupun pesawat
antariksa yang mengorbit bumi.
Satelit DSI akan diluncurkan
NASA memiliki proyek yang menempatkan astronot dalam kurun
kurang dari satu dekade di asteroid dan di Mars pada tahun 2030-an. Dan itu
akan memakan biaya yang tinggi. Padahal ini adalah jalan yang mungkin akan bisa
menyelamatkan manusia - yakni jika kita bisa belajar cara menghentikan asteroid
besar menabrak bumi.
"Kami
adalah pemimpi," demikian tertulis di situs web Deep Space Industries
(DSI), di samping gambar stasiun metal berbentuk semacam roda yang tampak
seperti terhubung ke batu apung raksasa. Perusahaan yang berbasis dari AS itu
membuat langkah-langkah kecil dalam 'perjalanan panjang' untuk mengembangkan
sumber daya ruang angkasa.
Pada awal tahun
2016, satelit eksplorasi pertama dari DSI itu - yang ukurannya lebih kecil dari
alat pemanggang roti - akan dipasang pada roket yang membawa muatan lain dan
mulai mengintai batu yang cocok.
Pada tahun yang
sama, perusahan lain yang berbasis di AS, Planetary Resources, berharap dapat meluncurkan langkah perburuan asteroid yang tepat.
Asteroid-asteroid
ini tergantung lebih rendah dari tata
surya," kata Eric Anderson, seorang insinyur luar
angkasa Amerika dan salah satu pendiri Planetary Resources, perusahaan yang
disokong Larry Page dari Google dan milyader perusahaan Virgin, Richard
Branson.
Kaya akan logam
Kaya akan logam
Meteorit -potongan yang bertahan dan jatuh ke bumi
setelah asteroid hancur di atmosfir- menghasilkan sejumlah logam mulia seperti
platinum, rhodium, iridium, renium, osmium, ruthenium, paladium, germanium dan
emas.
Planetary Resources memperkirakan beberapa asteroid
yang kaya platinum bisa berisi lebih dari seluruh cadangan platinum. Studi
berdasarkan pengamatan meteorit menunjukkan bahwa ruang angkasa kaya akan bijih besi.
Perusahaan riset Wall Street Bernstein mencatat bahwa
besar asteroid yang disebut 16 Psyche, dan berada di sabuk asteroid antara Mars
dan Jupiter, mungkin mengandung 17 juta miliar ton nikel – yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan manusia selama jutaan tahun.
Memakan biaya
Tapi biaya dan kendala teknis mempersulit pengangkutan
sumber daya itu turun ke bumi, demikian kata para ahli. Nilai berharga yang
sesungguhnya dari pertambangan asteroid bisa untuk perjalanan ruang angkasa
lebih lanjut. Cadangan hidrogen dan oksigen juga tak kalah menarik dibanding
logam apapun.
"Konyol untuk percaya bahwa sumber daya asteroid
akan bersaing dengan alternatif terestrial dan pasar bumi," kata Brad
Blair, insinyur pertambangan dan ekonom.
Mengacu pada tema permukiman di Mars, ia mengatakan:
"Alasan pertambangan asteroid masuk akal adalah karena orang-orang mungkin
akan tinggal dimana tersedia sumber daya. Anda tidak dapat menempatkan 80.000
orang sebagai koloni di Mars tanpa menggunakan sumber daya lokal.“
Kamera dan laser
DSI berharap untuk meluncurkan kamera terbang pada
awal pada tahun 2016. Gambar yang diambil kamera akan membantu para ilmuwan
menilai komposisi asteroid.
Tahap awal ini menelan biaya sekitar 20 juta Dollar
AS. Kepala eksekutif DSI David Gump menambahkan, ia mengharapkan sekitar
setengah dananya berasal dari kontrak-kontrak pemerintah dan lembaga penelitian
dan setengahnya dari iklan perusahaan dan sponsor perusahaan.
Setahun kemudian, akan dimulai misi dua sampai tiga
tahun untuk pendaratan dan pengambilan sampel analisa.
Sementara, Planetary Resources berencana untuk
mengirim teleskop ke ruang angkasa untuk mempelajari asteroid antara bumi dan
bulan. Dalam tahap berikutnya, akan dikirim laser deep-spaceuntuk
mengumpulkan data tentang ribuan asteroid yang lebih jauh jaraknya. Anderson
dari PR mengatakan: “Pada tahun 2020, kita akan mulai mengolah bahan asteroidal
dari ruang angkasa, dan kita akan memiliki depot bahan bakar antar planet
pertama."
Pergeseran iklim yang disebabkan oleh hantaman asteroid besar mungkin telah membunuh
dinosaurus. NASA kini mengambil resiko agar dapat mengatasi ancaman dampak serupa.
Sebagai ahli pertambangan, Blair mengatakan:
"Untuk kelangsungan hidup spesies manusia, kita harus mengatasi asteroid,
atau mereka yang akan mengatasi keberadaan kita. Karena dari catatan statistik,
akan datang satu asteroid besar yang akan menghantam planet bumi dan membuatnya
kembali ke awal mula."
Meteorit
-potongan yang bertahan dan jatuh ke bumi setelah asteroid hancur di atmosfir-
menghasilkan sejumlah logam mulia seperti platinum, rhodium, iridium, renium,
osmium, ruthenium, paladium, germanium dan emas.
Planetary
Resources memperkirakan beberapa asteroid yang kaya platinum bisa berisi lebih
dari seluruh cadangan platinum. Studi berdasarkan pengamatan meteorit
menunjukkan bahwa ruang angkasa kaya akan
bijih besi.
Perusahaan
riset Wall Street Bernstein mencatat bahwa besar asteroid yang disebut 16
Psyche, dan berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, mungkin
mengandung 17 juta miliar ton nikel – yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
manusia selama jutaan tahun.
Memakan biaya
Tapi biaya
dan kendala teknis mempersulit pengangkutan sumber daya itu turun ke bumi,
demikian kata para ahli. Nilai berharga yang sesungguhnya dari pertambangan
asteroid bisa untuk perjalanan ruang angkasa lebih lanjut. Cadangan hidrogen
dan oksigen juga tak kalah menarik dibanding logam apapun.
"Konyol
untuk percaya bahwa sumber daya asteroid akan bersaing dengan alternatif
terestrial dan pasar bumi," kata Brad Blair, insinyur pertambangan dan
ekonom.
Mengacu pada
tema permukiman di Mars, ia mengatakan: "Alasan pertambangan asteroid
masuk akal adalah karena orang-orang mungkin akan tinggal dimana tersedia
sumber daya. Anda tidak dapat menempatkan 80.000 orang sebagai koloni di Mars
tanpa menggunakan sumber daya lokal.“
Kamera dan
laser
DSI berharap
untuk meluncurkan kamera terbang pada awal pada tahun 2016. Gambar yang diambil
kamera akan membantu para ilmuwan menilai komposisi asteroid.
Tahap awal
ini menelan biaya sekitar 20 juta Dollar AS. Kepala eksekutif DSI David Gump
menambahkan, ia mengharapkan sekitar setengah dananya berasal dari
kontrak-kontrak pemerintah dan lembaga penelitian dan setengahnya dari iklan
perusahaan dan sponsor perusahaan.
Setahun
kemudian, akan dimulai misi dua sampai tiga tahun untuk pendaratan dan
pengambilan sampel analisa.
Sementara,
Planetary Resources berencana untuk mengirim teleskop ke ruang angkasa untuk
mempelajari asteroid antara bumi dan bulan. Dalam tahap berikutnya, akan
dikirim laser deep-spaceuntuk mengumpulkan data tentang ribuan
asteroid yang lebih jauh jaraknya. Anderson dari PR mengatakan: “Pada tahun
2020, kita akan mulai mengolah bahan asteroidal dari ruang angkasa, dan kita
akan memiliki depot bahan bakar antar planet pertama."
Ban Bekas untuk Energi Alternatif
9:22:00 AM
Unknown
No comments
Di Republik
Dominika, ban bekas bisa berguna. Pabrik semen di ibukota negara itu
memanfaatkan ban-ban yang rusak sebagai energi alternatif untuk produksi semen.
Aktivitas
perlindungan iklim nyaris tak terlihat di ibukota Dominika, Santo Domingo. Yang
ada: rimba beton dan lalu lintas padat. Ruang hijau sangat sedikit dan 85
persen perekonomiannya tergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara dan minyak.
Oleh karena itu pemerintah Dominika beberap tahun
silam membentuk dewan Iklim.
Dengan dibantu
pendanaan dari Jerman, dewan ini menyiapkan rencana perlindungan iklim
nasional: "Kami adalah salah satu dari sedikit negara di Karibia dan
Amerika Latin yang memiliki strategi nasional. Kami ingin memperbaiki neraca
emisi CO2 setiap kurun lima tahun. Targetnya: hingga tahun 2030 mengurangi
emisi gas berbahaya sekitar 25 persen."
Reparasi ban
Target
ambisius- mengingat emisi CO2 di negara itu selama bertahun-tahun terus naik.
Untuk sukses, pemerintah menaruh harapan pada sebuah proyek industri, yang
bermula di jalanan. Jananan buruk, ini masalah yang dihadapi warga Dominika. Cuaca panas Karibia dan hujan deras menyebabkan
jalanan berlubang dimana-mana- dan pengendara terus mengalami masalah dengan
ban.
Karena itu
pedagang ban atau "Gomeros" dapat ditemukan di hampir setiap sudut
kota Santo Domingo. Reynaldo Lara mereparasi pelek dan ban supaya bisa tetap
digunakan. Reynaldo Lara, penjual ban menjelaskan: “Setiap kali mobil terjeblos
ke lubang, ban pasti rusak. Pasalnya 70 persen ban yang digunakan, adalah ban
bekas. Karena hampir tidak ada yang mampu membeli ban baru.“
Memanfaatkan ban
Jika ban bekas dan rusak itu tidak bisa direparasi
lagi, Reynaldo menimbunnya di halaman belakang. Lalu menunggu datangnya--yang
ia sebut -- orang-orang ban. Mereka datang setiap beberapa hari, mengambilnya
cuma-cuma, mengangkut dengan truk yang mereka bawa untuk dijual ke industri semen,
seharga 1500 rupiah per buah.
Perusahaan semen terbesar di Republik Dominika adalah
Cemex. Setiap hari datang beberapa truk sarat dengan ban ke pabrik. Ban bekas
itu memiliki kandungan minyak cukup tinggi, dan digunakan sebagai bahan bakar
alternatif.
Miguel Andrés Rivas Khoury, pekerja Cemex Republik Dominika
mengatakan:"Ban bekas adalah limbah. Jika tidak dimanfaatkan, bisa
menimbulkan penyakit dan membutuhkan sekitar 1.000 tahun untuk bisa terurai.
Setiap kali menggunakan bahan bakar ban, kami mengurangi konsumsi bahan bakar
utama, yang berarti mengurangi emisi CO2 dan lebih ramah lingkungan.“
Sekitar 80 ban per jam dimasukkan ke sebuah tungku tertutup, yang hanya
melepaskan sedikit polutan. Namun bagi neraca karbon perusahaan, tidak terlalu
banyak perubahan. Karena sumber utama energi tetap batubara. Meski menggunakan
ban bekas, pabrik semen ini masih menjadi produsen CO2 terbesar di negara itu.
Walau begitu, Dominika tidak kekurangan ide-ide kreatif. Di masa depan,
Republik Dominika ingin memainkan peran baru: sebagai pelopor iklim di Karibia.
Sebuah negara dengan pantai putih dan ambisi hijau.